Rahim Pengganti

Bab 127 "Kehamilan dan Persiapan"



Bab 127 "Kehamilan dan Persiapan"

0Bab 127     

Kehamilan dan Persiapan.     

5 bulan kemudian     

Saat ini semua orang sibuk dengan urusan nya masing masing begitu juga dengan Carissa. Wanita itu melakukan semuanya seorang diri, bagaimana tidak Bian dan Caca baru saja pindah dari rumah utama ke rumah baru mereka. Rumah yang dibangun sesuai dengan keinginan Carissa.     

Alasan utama Bian dan Carissa membeli rumah baru karena, rumah lama mereka akan dijual dan rumah utama akan diberikan kepada Siska dan Elang. Rumah peninggalan kedua orang tua nya itu akan diberikan kepada sang adik yang sebentar lagi akan menikah.     

Rumah ini juga merupakan impian semua orang, desain yang minimalis untuk keluarga kecil Carissa dan Bian. Carissa yang mendengar suara tangis sang anak segera naik ke lantai atas, Ryu ternyata sudah terbangun. Anak kecil itu anak menangis jika tidak melihat orang disekitarnya biasanya ada Melody hanya saja, hari ini Melody sedang menginap di rumah Alan dan Bunga.     

Rumah kedua orang itu tidak jauh dari rumah Bian dan Carissa hanya berbeda beberapa blok saja. Hal ini lah yang membuat Carissa senang berada di lingkungan ini, bukan hanya Bunga dan Alan yang menjadi tetangga mereka. Kedua orang tua Sonya istri dari Aditya juga ada di komplek ini.     

"Anak baik kenapa nangis sayang, gak lihat kakak ya. Kakak ada di rumah uncle Alan dan Onty Bunga nak. Sekarang adek ikut bunda ke dapur ya," ucapnya. Ryu seketika langsung terdiam dan tersenyum bahagia saat melihat ada Carissa di sana anak kecil itu memang selalu senang melihat bunda nya di bandingkan melihat Bian.     

Dengan lincah, Carissa menggendong anak nya tersebut lalu membawa Ryu turun ke bawa. Jangan tanya kan di mana Bian saat ini, pria itu sudah asyik dengan beberapa hewan peliharaannya, sejak pindah ke tempat ini pria itu tertular penyakit mengoleksi hewan hewan langka dari Alan, dan juga Bagus salah satu tetangga dekat yang juga teman kuliah Bian.     

Karena virus kedua pria itu, membuat Bian tertarik memelihara hewan langka seperti iguana, kura kura, bahkan ada beberapa ikan hias langka. Halaman belakang yang begitu luar di bangun, untuk para hewan hewan peliharaan Bian. Jika weekend seperti ini, jangan harap Bian akan bersama dengan anak anak nya.     

"Ibu tadi bapak bilang, mau ajak ibu ke pasar buat cari cacing untuk koa," ujar Susi. Asisten rumah tangga mereka, yang ikut hanya Susi. Sumi dan sopir keluarga di biarkan bersama Siska di sana, meskipun sering kali setelah Bian dan Carissa pindah wanita itu lebih sering menginap di rumah Bian.     

Bunda Iren, kembali ke panti asuhan pengurus panti yang sebelumnya tidak bekerja lagi untuk Bian, kedua orang itu dengan tega nya mengambil dana yang diberikan untuk kebutuhan pribadi, sehingga bunda Iren kembali mengurusi panti asuhan.     

"Bapak di sangkar nya mbak?" tanya Carissa. Susi hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Wanita itu sudah biasa melihat Carissa dan Bian seperti ini.     

"Mbak tolong ambil kursi Ryu ya. Aku mau lanjut masak bubur untuk si adek," ucap Carissa. Usia Ryu yang sudah 6 bulan membuat anak kecil itu sudah mulai memakan makanan tambahan, dan hal itu membuat Carissa dengan sabar memberikan makanan dan memasak semuanya sendiri untuk anaknya.     

***     

Siang hari nya, Siska dan Elang datang ke rumah Carissa, sebelumnya mereka juga sudah berjanji untuk pergi bersama. Bian mengerutkan dahi nya ketika melihat sang istri sudah berganti pakaian sedangkan Ryu masih tertidur.     

"Mau kemana?" tanya Bian.     

"Mau jagain calon pengantin," balas Carissa.     

"Mau ikut Siska dan Elang?" tanya Bian kembali. Carissa menganggukan kepalanya, hal itu sontak membuat Bian melotot dengan sangat tajam, bagaimana bisa istrinya mengatakan hal ini secara mendadak.     

"Terus sih adek gimana?" tanya Bian.     

"Kamu yang jaga lah Mas. Tenang asi nya adek udah aman di kulkas, aku juga pergi gak bakalan lama kok, jadi kami tenang aja."     

"Tapi kamu tahu, kan yang mau ajak koa ke dokter hewan," ucap Bian. Bintang nya itu harus di suntik vitamin, astaga iguana saja di berikan vitamin yang cukup membuat Carissa menahan kesal.     

"Kamu lebih mementingkan koa iguana kamu itu Mas di bandingkan anak kamu sendiri? Astaga Mas segitunya kamu dengan Ryu, ya ampun aku cuma sebentar loh mas pergi nya gak lama. Sedangkan kamu sejak terkena virus hewan hewan itu fokus kamu terbagi, ya ampun Mas," ucap Carissa melebih lebihkan. Wanita itu sengaja membuat suaminya sedikit merasakan bersalah. Karena Carissa tahu bagaimana nanti respon sang suami, jika dirinya mengatakan hal seperti itu.     

Bian menarik nafas nya panjang, pria itu menatap ke arah istri nya yang juga menatap nya. Bian hanya bisa pasrah, jika istri nya sudah seperti ini maka tidak ada alasan lagi untuk menolak. Dan Bian hanya bisa mengikuti apa yang sudah diucapkan oleh Carissa.     

Kedua pasangan suami istri itu, turun ke bawa. Elang dan Siska saling menatap saat melihat raut wajah ditekuk Bian. Kedua nya saling memberikan isyarat mata apa lagi terlihat sangat jelas bagaimana reaksi Bian yang sudah terlihat tidak baik.     

"Ayo," ajak Carissa.     

"Kalian jangan pergi lama lama."     

"Tenang Mas. Aku akan pulang, cepat kamu jagain Ryu baik baik ya. Si kakak, nanti sore pulang diantar Mbak Bunga dan Mas Alan, jadi kalian kalau mau ke dokter bisa pergi dengan mas Alan."     

"Siapa yang sakit?" tanya Siska.     

"Biasa anaknya Mas Bian," jawab Carissa.     

"Ryu sakit apa mbak? Apa kita undur aja mbak," ucap Siska khawatir. Mendengar kata undur membuat mata Bian memancarkan aura kesenangan. Namun, hal itu hanya sekejap setelah, Carissa memberitahukan siapa yang dimaksud.     

Mereka pun langsung pamit, dengan berat hati Bian memberikan izin kepada istri nya itu, terlihat jelas jika diri nya tidak suka dengan apa yang dilihat saat ini.     

***     

Di lain tempat, Elsa sedang berdiam diri di dalam kamar mandi. Wanita itu masih belum berani untuk keluar dari sana, bagaimana tidak saat ini diri nya sedang menunggu hasil dari pemeriksaan yang dia lakukan. Apa lagi kalau bukan tes kehamilan, testpack yang ada di tangan nya saat ini masih di genggam oleh wanita itu.     

Jantung nya berdetak dengan sangat kencang, membuat rasa nya sekarang Elsa benar benar kacau. Sudah seminggu wanita itu terlambat siklus bulanannya dan hal itu membuat Elsa curiga. Tiga bulan lalu diri nya juga merasakan hal seperti ini tapi nyata tidak ada, dan Elsa tidak terlalu berharap.     

Namun, untuk kali ini dirinya merasakan hal yang berbeda, ada rasa yang aneh pada diri nya sendiri membuat Elsa seperti merasakan ada makhluk lain di dalam tubuhnya. Apa lagi dengan beberapa kali dia memuntahkan isi perut nya ketika mencium aroma yang sedikit tidak enak bagi dirinya.     

Tok     

Tok     

Tok     

Suara ketukan dari luar membuat Elsa tersadar dari lamunannya. Wanita itu lalu menyimpan test pack tersebut, dan mulai merapikan dirinya.     

"Sebentar," ucap Elsa.     

Wanita itu segera keluar dari dalam kamar mandi, terlihat sang suami berada di depannya Om Arga menatap Tante Elsa dengan penuh tanda tanya. Karena istrinya itu sudah hampir tiga puluh menit di dalam sana, pria itu sungguh sangat khawatir dengan apa yang terjadi takut sesuatu yang tidak diinginkan terjadi dan membuat Elsa dalam bahaya.     

"Kenapa lama sekali. Kamu baik baik saja, atau ada sesuatu hal yang terjadi?" tanya Om Arga dengan paniknya.     

"Tidak ada apa apa Mas. Hanya saja tadi, di dalam sambil balas chat Siska yang tanya soal sepatu untuk pernikahan mereka," balas Tante Elsa. Mendengar hal itu membuat, Om Arga menghembuskan nafas nya panjang, ada perasaan lega di dalam hati nya mendengar jika istrinya itu baik baik saja.     

"Syukurlah mas sudah sangat takut," jawabnya. Lalu keduanya keluar dari sana dan segera masuk ke dalam ke dalam ruangannya. Hari ini Tante Elsa akan memimpin rapat, semua orang yang ada di dalam ruangan itu seketika terdiam aura yang dirasakan sangat berbeda. Tante Elsa terkenal dengan tegas nya, wanita itu tidak suka ada sesuatu hal yang terjadi dan membuat kerugian yang sangat besar di perusahaan. Kerugian yang membuat keuangan kantor menjadi tidak stabil.     

Beberapa Minggu ini kedua pasangan suami istri itu dengan beberapa orang suruhannya sedang menyelidiki sebuah kasus, hal yang sama terjadi di tempat Bian beberapa waktu lalu. Dan kecurigaan semua nya sama dengan orang yang ada balik hal itu yang terjadi.     

"Baik bagaimana kita mulai rapat hari ini?" tanya Elsa dengan lantang. Beberapa orang menatap ke arah Elsa dengan tatapan tidak suka, wanita itu tahu arti dari tatapan itu. Ada juga yang menatap dengan tatapan, tersenyum namun menyiratkan sesuatu dan hal itu sudah biasa dimakan oleh Elsa sehari hari.     

"Silahkan Bu Elsa. Lebih cepat lebih baik," jawab salah satu orang penting di perusahaan ini, Elsa tersenyum mendengar hal lalu wanita itu mulai meminta Andrian asisten Bian untuk memulai rapat ini, semua orang di sana sudah berdecak kesal karena tidak suka dengan kehadiran laki laki itu.     

Awal rapat berjalan dengan baik baik saja, hingga Andrian mengeluarkan beberapa bukti bukti yang membuat orang yang bersalah di sana bungkam dan terkejut.     

"Apa apaan ini," bentak seorang pria yang terlihat sangat tidak suka dengan keadaan yang ada. Matanya melotot dengan sangat tajam, terlihat sangat jelas bahwa pria itu salah satu orang dibalik semuanya. Elsa tidak bergeming, wanita itu masih tetap dengan berani menjelaskan semua yang ada bahkan saat ini Elsa sudah menatap mereka semua dengan tatapan yang begitu segit.     

"Sialan!!" pekiknya hingga mendorong Elsa dan terjatuh. Hal itu membuat Arga bangkit dan membantu istrinya. Elsa meringkus sakit, wanita itu teringat sesuatu. Cairan merah mengalir di kakinya, hal tersebut membuat semua orang panik. Dengan sigap Arga menggendong istri nya membawa Elsa pergi dari sana, terlihat sangat jelas raut wajah khawatir.     

"Lakukan semua perintah ibu Elsa sekarang," ucap Andrian. Beberapa orang berseragam hitam masuk dan mendekat beberapa orang yang menjadi dalang semua yang terjadi. Setelah mengatakan hal itu Andrian lalu menyusul Om Arga dan juga Tante Elsa yang sudah lebih dulu pergi dari sana.     

Bian begitu kaget saat tahu apa yang sudah terjadi, dengan membawa Ryu pria itu segera pergi dari rumah nya. Rasanya Bian ingin marah dengan perlakukan mereka semua, hingga membuat Tante Elsa menjadi seperti ini. Untunglah anak laki laki nya itu tidak rewel sehingga memudahkan Bian membawanya, hanya bermodalkan gendongan ninja dan juga jaket Bian membawa Ryu, terserah nanti sang istri akan marah dengan apa yang dirinya lakukan. Bian tidak peduli, yang penting saat ini dirinya bisa tahu dengan jelas apa yang sebenarnya telah terjadi.     

***     

Carissa dan Siska sudah mengelilingi setiap toko yang menjual beberapa kain untuk seragam keluarga mereka saat pernikahan kedua nya nantinya. Namun, masih belum ada warna kain yang cocok dengan selera kedua pasangan pengantin itu, hal ini membuat Carissa sedikit kesal. Sangat sulit menyatukan warna yang mereka inginkan.     

"Kita ke souvenir aja gimana Ca?" tanya Elang.     

"Boleh, ayo kita ke souvenir aja dulu, oh ya tante kemarin bilang kalau nanti dibagi empat jenis untuk souvenir nya biar banyak yang beragam gitu," jelas Carissa.     

"Ayo mbak," ajak Siska. Mereka lalu segera pergi dan mencari souvenir sesuai dengan apa yang diinginkan. Kali ini pilihan kedua nya akhir nya sama sehingga mereka tidak terlalu repot dengan perdebatan seperti sebelum nya.     

Selain mencari beberapa souvenir untuk pernikahan Siska dan Elang, Carissa juga mencari hadiah spesial yang akan dirinya berikan untuk Bian yang akan berulang tahun sebentar lagi dan Carissa sudah menyiapkan rencana untuk memberikan kejutan kepada suaminya itu. Carissa ingin ulang tahun ini menjadi ulang tahun yang akan selalu spesial apa lagi dengan kehadiran Melody dan juga Ryu yang menjadi pelengkap untuk keluarga kecil mereka.     

Hingga mata Carissa jatuh pada sebuah benda yang begitu indah. Barang tersebut, sudah membuat Carissa jatuh cinta untuk pertama kali lalu Cariss mulai bertanya tentang hal itu, pelayan toko menjelaskan semuanya. Mendengarkan penjelasan tersebut, semakin membuat Carissa senang, wanita itu lalu memesan barang tersebut, meminta untuk di custom supaya pas dan sesuai dengan keinginannya.     

Saat mereka sedang asyik berjalan jalan, telpon Elang berbunyi. Suara yang dihasilkan oleh panggilan tersebut cukup besar sehingga membuat Siska dan Carissa menatap ke arah Elang.     

"Bian," ucap Elang. Carissa tersenyum, sangat yakin jika suami nya itu ingin bertanya dimana mereka saat ini.     

"Dasar mas Bian," gumam Carissa dalam hati nya. Wanita itu tetap menatap ke arah Elang, dengan senyum yang mengembang. Namun, raut wajah Carissa berubah ketika melihat ekspresi wajah yang di tunjukkan oleh Elang membuat Siska dan Carissa saling menatap satu dengan lainnya. Hal itu membuat mereka bertanya tanya.     

"Gue ke sana sekarang. Kita bisa atasi semua nya," ujar Elang. Setelah itu dirinya menutup sambungan telpon tersebut dan menatap ke arah kedua wanita yang juga menatap nya dengan tatapan yang begitu intens. Elang menarik nafas nya dengan panjang untuk menjelaskan hal apa yang terjadi supaya kedua nya tidak panik.     

"Kita pulang sekarang, ada hal serius yang terjadi saat rapat dewan redaksi tadi," ucap Elang.     

Hanya kalimat itu yang keluar dari mulut Elang, baik Siska atau pun Carissa tidak tahu harus menjawab apa kedua nya hanya mengikuti kemana Elang akan membawa. Perasaan Carissa sudah tidak enak, wanita itu mencari handphone dan benar saja sesuatu hal sudah terjadi dengan banyak nya panggilan tak terjawab yang dilakukan oleh suaminya.     

"Apa yang terjadi sebenarnya?" tanya Carissa saat mereka sudah berada di dalam mobil. Elang menatap calon kakak ipar nya itu dari balik kaca spion depan.     

"Saat rapat, Andrian yang di tugaskan melakukan penyelidikan mengenai orang orang yang berlaku curang di perusahaan Bian dan Tante Elsa, saat itu orang yang bersalah marah dan menyerang Tante Elsa hingga masuk rumah sakit. Semua nya sudah berada di sana, Bian meminta aku untuk membawa kalian juga supaya bisa mengawasi saat ini Bian yakin orang yang ada di balik semua ini akan keluar," jelas Elang.     

Mendengarkan penjelasan yang dilontarkan oleh Elang membuat Carissa semakin tidak karuan. Carissa lalu menghubungi Bunga namun, tidak di angkat membuat perasaan Carissa semakin tidak karuan.     

Tiga puluh menit berlalu, mereka sudah sampai di depan rumah sakit. Carissa dan Siska segera turun, di susul oleh Elang. Sudah banyak wartawan dan juga pihak berwajib di sana. Berita mengenai hal ini juga sudah tersebar, bahkan Andrian sekarang bersama dengan Alan sedang berada di kantor polisi mengurus semua yang terjadi.     

"Bunda!!" teriak Melody. Gadis kecil itu segera berlari menuju ke arah sang bunda ketika melihat Carissa di sana. Ada sedikit perasaan yang cukup tenang di dalam hati nya.     

"Kakak di sini sama siapa?" tanya Carissa.     

"Onty bunga. Tapi tadi pergi sama uncle. Kakak duduk sambil nunggu bunda," ucapnya. Carissa segera berjalan menuju ke arah suami nya, terlihat jelas raut wajah tidak baik di sana.     

Carissa melihat Ryu yang sudah tertidur di dalam pelukan suami nya itu.     

"Apa yang terjadi Mas?" tanya Carissa.     

Bian menghembuskan nafas nya berat, pria itu mulai menjelaskan semua yang terjadi, apa yang diucapkan oleh Elang di dalam mobil sama dengan yang jelas kan oleh Bian. Tak lama pintu kamar Tante Elsa terbuka menampilkan Om Arga yang keluar dengan wajah datar nya. Pria itu menatap ke arah Bian dan juga Elang seolah mengisyaratkan sesuatu yang tidak boleh orang lain tahu.     

"Bagaimana keadaan Tante Elsa Om?" tanya Siska. Wanita itu begitu takut dengan apa yang terjadi.     

"Kita bicara di dalam," jawab Om Arga dengan nada datar. Mendengar hal itu membuat semuanya masuk, Elang saat ini menggendong Melody karena pria itu tahu bagaimana lelahnya Carissa saat ini.     

***     

Semuanya duduk dengan rapi di dalam kamar rawat Elsa. Beberapa orang yang menyamar tersebar di seluruh rumah sakit, untuk menjaga dan mengawasi semua nya takut akan sesuatu hal yang tidak diinginkan terjadi. Bukan hanya rumah sakit, tapi rumah semua orang yang ada di dalam kamar ini juga. Bahkan Bunda Iren yang ada di panti asuhan juga ikut di jaga.     

"Kondisi Elsa baik baik saja, saat ini Tante kalian sedang beristirahat untunglah janin yang ada di dalam kandungan Elsa tidak terjadi hal buruk, sehingga semua baik baik saja. Kalau sampai hal yang tidak diinginkan terjadi maka, Om tidak akan tinggal diam," ucap Om Arga dengan tegas. Semua yang ada di sana terdiam di tempat nya, sebuah kabar mengejutkan terdengar, hal itu membuat semuanya tersenyum bahagia.     

"Tante Elsa hamil?" tanya Siska lagi, wanita itu seolah kurang jelas dengan apa yang sudah diucapkan oleh Om Arga. Pria itu lalu menganggukkan kepalanya, dan melihat hal itu membuat Siska dan Carissa saling berpelukan berucap syukur dengan apa yang terjadi.     

"Tapi Om mohon, kabar ini jangan sampai di dengar oleh orang lain. Cukup kita keluarga inti yang tahu, kedua orang tua Om juga akan diberitahukan mengenai hal ini," pintah Om Arga.     

Semua yang ada di sana mengerti dengan apa yang diucapkan oleh Om Arga, ada hal bahaya yang bisa saja terjadi membuat semua orang harus berhati hati dalam bertindak. Bian juga sudah meminta orang nya mencari tahu lebih banyak mengenai hal ini, begitu juga dengan Alan yang sudah bertindak lebih dulu. Pria itu malahan saat ini mengkhawatirkan Bunda Iren karena tinggal seorang diri di sana yang jauh.     

Sore harinya Tante Elsa sudah boleh pulang, kali ini mereka semua berkumpul di rumah baru milik Bian dan Carissa. Karena di sana, mereka bisa bersama sama jarak rumah yang begitu dekat membuat mereka gampang berdiskusi.     

Di lain tempat, seorang pria tua sedang marah besar karena mendengar berita yang tidak di inginkan oleh nya.     

"Bagaimana ini bisa terjadi? Apa yang kalian lakukan, kenapa semua nya bisa terbongkar," ucap pria tua itu dengan nada tinggi. Bahkan bentakan demi bentakan terdengar sangat jelas. Pria tua itu tidak terima jika orang orang suruhan tidak berhasil membuat perusahaan Bian dan Elsa hancur dan saat ini pria itu mendapatkan kabar jika orang orang nya sedang berada di kantor polisi.     

"Maaf tuan, kami kecolongan harus nya kami tidak lengah sehingga membuat mereka bisa masuk dan membuat semua nya kacau," ujar pria bertato naga.     

"Keluar kalian semua. Mulai sekarang tidak usah bekerja lagi dengan saya. Saya tidak sudi mempekerjakan orang bodoh seperti kalian semua," bentaknya setelah mengatakan hal itu pria tua itu melemparkan asbak rokok ke arah depan hampir saja mengenai salah satu orang suruhannya.     

Mereka yang ada di dalam sana, segera keluar dari tempat itu. Nafas pria itu tersengal sengal, menandakan bahwa usianya sudah tidak muda lagi, sehingga pria itu sudah tidak sepantasnya seperti ini. Memiliki dendam, sehingga menghancurkan semua orang adalah sikap yang tidak terpuji.     

Pria itu lalu mengambil semua senjata, pistol yang ada di balik laci di dalam ruang kerjanya menggosoknya dengan pelan sambil menampilkan wajah yang tersenyum kecut.     

"Jika mereka tidak bisa, maka saya yang akan menghabiskan semua anak dan keturunan Satriawan tanpa tersisa sedikit pun," ucap nya dengan nada yang penuh penekanan. Pria tua itu, yang harus nya, tidak boleh berjalan jauh lagi. Tapi untuk merencanakan sesuatu otak nya selalu cerdik.     

***     

Bian dan Carissa sudah berada di dalam kamar nya hari ini sangat melelahkan membuat kedua nya begitu syok dengan kabar hari ini.     

"Apa ada orang lain yang kamu curigai Mas?" tanya Carissa. Wanita itu seolah tahu, jika ada sesuatu hal yang sedang diselidiki oleh Bian tanpa orang di sekitar nya tahu.     

"Tidak ada sayang," jawab Bian tanpa menatap Carissa. Helaan nafas panjang terdengar, Carissa mulai memaksakan kehendaknya untuk Bian menceritakan semuanya. Hingga akhirnya Bian mulai mengatakan apa yang saat ini ada di dalam kepalanya.     

"Om Beno?" beo Carissa. Bian menganggukkan kepalanya. Beno adalah pria yang mengatakan bahwa dirinya adalah teman Papa Bian namun, sejak awal Bian bertemu pria itu sudah tidak pernah respect dengan pria itu hingga akhirnya nama itu selalu terbang di kepalanya.     

###     

Okei. Selamat malam, dan selamat membaca yaa. Semoga suka dan ini sudah bab terpanjang. 1 bab berisikan 3 ribu kata. Semoga kalian tidak bosan yaa. Love you guys, sehat sehat buat semuanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.